Jumat, 29 April 2011

Gusrizal: Tak Sesuai Spek, Dibongkar

Senin, 25 /04/ 2011 10:06

Proyek Jalan Merangin-Batas Kerinci Disoal Gusrizal



Gusrizal
JAMBI– Bagaimana jalan di Jambi akan berkualitas baik jika pengerjaannya asal-asalan. Kegusaran inilah yang kini dirasakan Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal, terkait pengerjaan proyek jalan Merangin–batas Kerinci.

Ia menilai proyek tersebut tidak sesuai spek yang dibuat konsultan. Oleh karenanya, Ia kuatir jalan itu cepat rusak dan merugikan masyarakat. Wajar saja, sebagai anggota dewan daerah pemilihan Kerinci kekuatirannya itu muncul atas kepedulian terhadap masyarakat. Ia kuatir, masarakat yang menjadi konstituennya di Kerinci kembali mengeluh akibat kondisi jalan yang tak pernah baik. ”Laporannya, jalan itu sedang dikerjakan kontraktor bernama Asiang. Tapi yang menjadi persoalan, jalan itu dikerjakan tidak sesuai spek. Kita kuatir dengan konstruksi yang tidak standar, jalan itu cepat hancur,” jelasnya.

Menurut dia, proyek tersebut kini sedang dalam pengerjaan. Hanya saja, ketika dilihat di lapangan konstruksi jalan yang seharusnya dikerjakan menggunakan batu split ternyata ditemukan kejanggalan. ”Batu yang digunakan untuk pengerjaan proyek itu menggunakan batu koral biasa atau batu krikil yang biasa digunakan untuk bangunan,” katanya. Kondisi ini, jelasnya, tentu akan merugikan masyarakat. Karena, dengan kontruksi yang tidak sesuai standar akan mengakibatkan jalan menjadi cepat hancur atau Muatan Sumbu Terberat (MST) nya yang seharusnya 8 ton akan cepat menyusut.

Sejauh ini, kata dia, memang pihaknya baru mendapatkan informasi dari tim yang turun ke lapangan. Namun dalam waktu dekat ini, dia bersama anggota komisi III lainnya akan turun ke lapangan untuk mengecek hal tersebut. Jika ditemukan fakta pergantian spek kontruksi jalan, pihaknya akan meminta Dinas Pekerjaan Umum sebagai leading sector pengerjaan jalan untuk membongkar jalan itu. ”Kalau tidak cocok, kita bongkar jalannya. Kita tidak boleh membodohi masyarakat,” katanya. Gusrizal menyatakan, proyek yang seharusnya bernilai Rp 75 miliar ini memang ditawar murah oleh perusahaan milik Asiang tersebut. Yakni nilai penawarannya sebesar Rp 60 miliar, dan hal inilah yang diduga menyebabkan perusahan itu memenangkan tender. Namun, apakah dengan penawaran murah bisa mengganti spek kontruksi jalan, inilah yang menjadi pertanyaan. ”Artinya mereka bukan tidak siap, tapi sengaja mau membodohi masyarakat. Ini tidak bisa dibiarkan, jika semua kontraktor demikian Jambi tidak akan bisa maju,” jelasnya.

Wajar sajalah, jika Komisi III DPRD berang mendengar proyek pengerjaan jalan ini asal-asalan. Pasalnya, sebagian besar jalan di Jambi, baik itu jalan nasional, provinsi ataupun kabupaten/kota, saat ini dalam kondisi rusak parah. Sejumlah armada angkutan berat seperti batubara, CPO atau alat berat lain yang memaksa lewat selama ini dijadikan alasan kerusakan jalan. Padahal kesalahan sebenarnya ada pada konstruksi.
Bisa dibayangkan, untuk perbaikan satu kilometer jalan akan menghabiskan angggaran Rp 1 miliar jika menggunakan standar MST 8 ton. Sementara kerusakan jalan di Provinsi Jambi hampir mencapai 34 persen lebih, bayangkan berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk jalan ini tiap tahunnya. ”Kalau pemerintah harus anggarkan tiap tahun untuk pembangunan jalan, bagaimana kita mau membangun Jambi, tidak akan cukup uang APBD Rp 1,5 triliun itu untuk membangun jalan saja. Sementara anggaran dari pemerintah pusat juga terbatas,” sebutnya. (apj)

1 komentar:

  1. Ah, Iyo tuh Wo. Kalu bapikie tuk kepentingan rakyat, iyo mode ituh harusnyo basikap. Tindak trauh mano kontraktor naka. Banyak uhang ngan satuju dingan pernyataan, kayo ituh. Tapi asa janga cuma gertak samba bae.Salam.

    BalasHapus